Baiklah, kali ini saya
akan posting tentang "DZIKRUL GHOFILIN", dimana sumber ini
langsung saya dapat dari buku karya salah satu kyai semasa penulis menimba
'ilmu disana (sekedar numpang tidur & nongkrong ^_^ ). Next langsung saja--------à DZIKRUL
GHOFILIN Artinya : Dzikirnya /
ingatnya orang-orang yang lupa dengan ALLOH, untuk orang-orang yang senang/ingin bisa dikumpulkan
dengan para kekasih ALLOH ( auliya’) dan orang-orang sholeh di akherat kelak.
Dari
judul yang begitu indah dan mempesona maka siapa orangnya yang tidak senang
ikut masuk golongannya?. Akan tetapi sebelumnya harus tahu persisnya dulu
tentang hal ikhwalnya wirid DZIKRUL GHOFILIN ini
apa dan bagaimana, betul apa hanya mainan yang menjadi kemusykilan dll, maka
marilah dihayati dalam tulisan ini, semoga kita diberi Hidayah dan Taufiq
menuju kebenaran dan semoga tulisan ini oleh ALLOH diberi
kebenaran dan bisa bermanfaat yang sebanyak-banyaknya dengan lantaran berkah
dan derajat para insan agung ( auliya’ ), Amin 3x.
Jika sudah begitu, kita perlu
menghubungkan diri dengan dengan para Auliya’, Ulama’ dan Sholikhin baik yang
masih hidup atau yang sudah wafat (al Markhumin wal Maghfurin)
dengan cara berziarah, berhadiyah Fatikhah dll, Kemudian kita juga berusaha
memperbaiki dan meningkatkan pribadi kita masing-masing dengan cara mengetahui
dan meniru perjalanan orang-orang agung tsb. Andaikata kita betul-betul mau
mengaitkan diri dan memperhatikan perjalanan beliau-beliau, INSYALLOH kita akan
menemukan jalur untuk kita berjalan yang semestinya menuju ALLOH, karena
memang merekalah para pewaris Nabi yang oleh ALLOH dipercaya
penuh untuk segenap ummat manusia didunianya dan beri fasilitas bisa memberi
syafa'at kelak diakherat, dan semoga kita sekalian diakherat nanti dikumpulkan
menjadi golongannya, bisa masuk surga tempat yang abadi dengan bisa melihat
ALLOH Tuhan yang maha perkasa dan maha bijaksana, Amin yaa Robbal ‘alamin.
Wirid DZIKRUL
GHOFILIN itu isinya berupa bacaan-bacaan yang untuk beribadah, munajat/
berbisik, menghadapkan diri dan berdo’a dihadapan ALLOH dzat
yang maha kuasa dengan merendahkan diri, merasa serendah-rendahnya, tawadhu’, khudu’, tadhorru’, khusyu’, adalah merupakan suatu senjata yang ampuh yang sangat kita butuhkan
untuk meminta apa saja.
Adapun pokok isinya
yang paling banyak adalah bacaan /membaca surat Al Fatikhah seratus kali ( 100 x
) yang sebetulnya bacaan ini sangat tidaklah asing dijalankan oleh orang-orang
agung ( auliya’ ) zaman dahulu, dan juga beberapa hadiyah Fatikhah kepada para
leluhur orang-orang agung yang menjadi panutan kita, terus disempurnakan atau
diselingi dengan Asma’ul khusna, Istighfar, Sholawat dan Tahlil.
Membaca Al
Fatikhah seratus kali ( 100 x ) adalah amalan-amalan atau wiridnya Al
maghfurlah simbah Kyai H. Abdul khamid Pasuruan Rokhimahulloh (beliau dimasa hidupnya adalah orang yag sangat masyhur kewaliannya dan menjadi
jurusan/tempat kembali ummat sangat tidak asing, dan setelah wafatnya maqomnya
selalu ramai diziarahi). Dan wiridnya beliau Al maghfurlah KH. Achmad
Qusyairi (pasuruan) bin KH. Shiddiq Jember pengarang kitab Tanwirul
Hija (nadzomnya SafinatunNaja) kitab ilmu Fiqh yang sangat terlaku sebagai
pelajaran anak-anak kita di bumi jawa khususnya. Lalu oleh mbah KH.Abdul khamid
amalan-amalan ini diharapkan supaya dilanjutkan oleh panutan kita KH. Khamim
Jazuli (Gus Miek) putra KH. Utsman Jazuli dari PONPES
“AL FALAH” ploso Mojo Kediri Jawa Timur (seorang yang terbiasa
berkomunikasi dengan para Auliya’illah) dan terkenal sangat unik
perilakunya, serta masyhur kewaliannya dan menjadi panutan / tempat kembali
orang banyak diantara kita semasa hidupnya. Dan kemudian dikembangkan oleh KH. Achmad
Shiddiq Jember Rois ‘Am Jam’iyyah Nahdhotul ‘Ulama’ ( th.84- 94 ). Jadi
DZIKRUL GHOFILIN adalah hasil rangkuman orang mulya (‘indalloh) tiga itu.
Lalu do’a diakhir
Dzikrul Ghofilin yang berupa syi’irnya Syaikh Achmad bin Sumaith :"SA-ALTU ROBBII SHIKHKHATAL QOLBI WAL JASAD" dst. Ini disamping amalannya KH. Achmad Qusyairi
juga amalannya Khadhrotusy syaikh KH. KHOLIL Bangkalan Madura
gurunya para guru tertua kita yang agung-agung seperti KH. Shiddiq Jember, KH. Manaf/
‘Abdul karim Lirboyo Kediri (semoga para beliau mendapatkan limpahan
Rakhmat dari ALLOH dan memberkahi kita semua fiddun-ya
wal-akhiroh).
Tentang mewiridkan
membaca Fatikah 100 x ini sebetulnya tidak asing dijalankan/diamalkan oleh para
salafush sholih sejak zaman dahulu,buktinya banyak kitab-kitabnya para ‘Ulama’
yang menerangkan seperti syarahnya kitab Ikhya’ (karya Imam Ghozali),
Khazinatul - Asror, Inarotud Duja, Syamsul Ma’arif. Demikian pula asal
usulnya orang yang mempunyai resep pun banyak jug. Adapun yang kita amalkan dan
kita ikuti dari guru kita ialah menurut resepnya Imam Al Ghozali Ra.
Adapun cara membacanya
juga bermacam-macam seperti keterangan dari kitab-kitab tsb :
§
Setiap ba’da sholat maktubah ( setalah sholat fardhu lima waktu
) dibaca 20 x 20 x ,atau
§
Setelah sholat shubuh 30 x, Dzuhur 25 x ,’Ashar 20 x , Maghrib
15 x dan ‘Isya’ 10 x ,Dua thoriqoh ini baik semua tinggal kita pilih yang
mana,atau….
§
menurut mbah KH.Achmad Qusyairi al Markhum Ijazah dari gurunya
dari Imam Ghozali begini:Membaca Fatikhah dengan Basmalah dan Aminnya,setelah
sholat shubuh 21 x , Dzuhur 22 x ,’Ashar 23 x , Maghrib 24 x dan ‘Isya’ 10 x (
jumlah 100 x ) lalu setiap selesai membaca Fatikhah ba’da sholat supaya membaca
Du’a-ul fatikhah yang masyhur ciptaan Wali qutub Al Khabib ‘Abdulloh al Khaddad
Ra 3 x , Maka dari tiga cara tersebut silahkan mana yang disukai ( yang penting
cara membacanya yang benar / memakai ilmu Tajwid atau lebih jelasnya silahkan
belajar Al Qur’an ( terutama Al Fatikhah) kepada guru yang betul-betul mumpuni
).
Resep dari Imam Ghozali seperti diatas asalnya
berupa Syi’iran / Qosidah ‘Arobiyah yang banyaknya 13 bait yang arti ringkasnya
kurang lebih sbb :
“Siapa orangnya yang ingin
beruntung,kedatangan maksud tujuannya dan kecukupan rizqinya maka
langgengkanlah membaca Faatikhtal Kitab 100 x setiap ba’da Isya’, Shubuh,
Dzuhur, ‘Ashar dan Maghrib, maka akan lekas tercapai tujuannya,naiknya
pangkat, kemulyaan, kewibawaan, kemudahan dan kegembiraan, hidup ni’mat sepanjang
zaman, aman dari kemlaratan dan kesulitan dari terkena urusan dan tipudaya
jelek, tidak butuh merepotkan orang lain, menjadi periang menghadapi kesulitan
dan bahaya dan mendapat pertolngan sewaktu-waktu membutuhkan”
Amalan wirid Dzikrul Ghofilin ini pertama
dirintis oleh Al Mukarrom KH. Achmad Shiddiq di daerah sekitar kabupaten Jember
jawa Timur dan terus berkembang sampai sekarang,mulai dari sebelum beliau
dijadikan sebagai Rois ‘Am Jam’iyyah Nahdhotul Ulama’ ( NU ) dan berjalan
sampai akhir hayat beliau,Maka kepada segenap warga NU hendaknya mema’lumi
adanya dengan arti tidak menyalahi faham tentang kegiatan ini dan
kelanjutannya.Kemudian didaerah Kediri juga dirintis oleh Al Mukarrom KH. Khamim
Jazuli (Gus Miek) dan berkembang sampai sekarang, dan lama kemudian oleh
beliau diciptakanlah kegiatan umum berupa Istima’ul Quranil karim yang dimulai
tahun 1986 M. dengan nama “JANTIKO” berpusat di Kediri yang kemudian di ganti
dengan nama “MANTAB” (yang berarti orang yang bertaubat).
Kegiatan beribadah tersebut dimaksudkan untuk
kegiatannya siapa saja tidak pandang aliran yang ingin memperbaiki kejelekan
pribadinya, bertaubat dan meningkatkan kepribadiannya masing-masing dengan
tekun beribadah kepada ALLOH Swt, semata.
Alkhamdulillah kegiatan-kegiatan ini sampai
saat ini berkembang dengan baik ke daerah-daerah tanah Jawa khususnya bahkan
sudah sampai ke tanah Sumatra, malasya dan Singapura.
Akhirnya semoga ALLOH Swt berkenan
melestarikan dan memberi berkah yang sebanyak-banyaknya dan memperbaiki serta
membangkitkan segenap hamba-hambaNYA. Dan dengan harapan semoga kita kelak di hari qiyamat dikumpulkan bersama-sama
orang-orang agungnya ALLOH Amiin Yaa Robbal ‘Alamin.
Dikutip dari buku MANAQIB 50 Wali Agung Karya
: Syaikhunaa KH. Maftuh Basthul birri Al Khaifdz.
0 Tanggapan:
Posting Komentar
Mohon Di Isi