Wahai sang tawanan dalam cengkraman kelengahan, wahai yang menggelepar karena mabuk oleh umur yang diberikan, wahai pengingkar janji, perhatikanlah dengan siapa engkau telah mengikat perjanjian di zaman azali (alam ruh), sebagian besar umur telah berlalu, sedang engkau selalu mencari-cari alasan. Wahai orang yang diseru untuk keselamatannya tapi ia lamban menanggapinya. Mengapa engkau lengah, sedangkan maut telah mendekat, seakan-akan engkau meremehkan air mata yang mengalir disaat kematian.
Wahai
yang bila ditimpa kesulitan menjadi kalap, serahkan pengaturan hidupmu
pada-Nya, niscaya engkau akan tenang. Engkau senantiasa mengeluh dan
mengaduh sedangkan engkau sebelumnya telah melupakan pekerjaan yang
besar. Jika engkau kembali pada-Nya dengan sepenuh hati, akan dipercepat
untukmu jalan keluar dari masalah yang engkau hadapi.
Wahai
orang-orang yang bertaubat, marilah kita menangisi segala dosa, ini
adalah tempat menumpahkan segala kesedihan, marilah kita mencurahkan air
mata dan mengadukan derita karena diabaikan. Semoga masa-masa
kemesraan akan kembali seperti sedia kala. Wahai orang-orang yang
tersesat di lembah kelalaian, wahai orang-orang yang kebingungan di
lembah larangan, siangmu mencari dunia dan malammu dibuai mimpi, ini
adalah kerugian yang nyata jika masa muda telah pergi sedang anda belum
mendapat keuntungan maka masa tua akan lebih menderita kerugian.
Impianmu demikian panjang padahal mungkin telah disiapkan bagimu kain
kafan.
Berdirilah di tepi pertaubatan,
karena luatan kemaksiatan adalah taufan. Engkau biarkan tunas muda
hingga layu oleh maksiat pada sang Pengasih. Dan setelah masa tua
menjelang, engkau menyesali apa yang telah engkau lakukan. Jika engkau
tidak didampingi taufiq-Nya maka engkau akan berada di lingkaran mereka
yang tak mendapat kebaikan.
“Lautan Air Mata” karangan Ibnul Jauziy
0 Tanggapan:
Posting Komentar
Mohon Di Isi