PENDAHULUAN
Menurut Halliday sebagaimana yang dikutip oleh Amsal Bakhtiar
bahwa fungsi bahasa adalah sebagai berikut :
Menurut
Halliday fungsi bahasa adalah
sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Anshari Saifuddin Endang , Ilmu Filsafat
dan Agama, Surabaya
: P.T. BINA ILMU ,
1987
Bakhtiar
Amsal . Filsafat
Ilmu , Jakarta
: RAJA GRAFINDO
PERSADA , 2004
Broam Joseph , Language And Society, Garden
City : Doubleday And Company Inc, 1995
Bloch Bernard
and Trager L.
George , Out Line Of Linguistc Analisis ,
Baltimore : Linguistic
Society Of America ,
1942
Suriasumantri Jujun , Filsafat Ilmu
Sebuah Pengantar
Populer , Jakarta
: PUSTAKA SINAR HARAPAN, 2007
1.1. LATAR BELAKANG
Dewasa ini terdapat perhatian yang semakin besar terhadap
filsafat ilmu, perkembangan cepat yang dialami oleh banyak ilmu serta
pengaruhnya yang semakin besar terhadap kehidupan masyarakat, memaksa kita
untuk mempelajari metode-metode berbagai cabang ilmu.
Keberadaan filsafat ilmu di dunia pendidikan ini sangatlah
penting dan melengkapi keberadaan filsafat ilmu secara utuh, maka ada beberapa
hal di dalamnya yang harus kita pelajari, namun sebelum kita mempelajari lebih
lanjut tentang filsafat ilmu secara keseluruhan, kita juga harus mengetahui
tentang kognisinya, yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu tentang
kognisi yang meliputi ilmu dan bahasa. Kedua hal tersebut merupakan pembahasan
yang saling berkaitan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian di atas maka dapat di tarik beberapa pokok
permasalahan, diantaranya :
1.
Apakah pengertian ilmu ?
2.
Ada
berapa macam ciri-ciri ilmu ?
3.
Apakah pengertian bahasa ?
4.
Apa saja fungsi bahasa?
5.
Bagaimana bahasa sebagai sarana berfikir ilmiah ?
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
1.
Dapat mengetahui pengertian ilmu.
2.
Mengetahui ciri-ciri ilmu.
3.
Mengetahui pengertian bahasa.
4.
Mengetahui fungsi bahasa.
5.
Mengetahui bagaimana bahasa sebagai saran berfikir
ilmiah.
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN ILMU
Ilmu berasal dari bahasa arab : Alima, Ya’lamu ,
Ilman dengan wazan Fa’ila , Yaf’alu ,
yang berarti : mengerti, memahami benar-benar, seperti ungkapan
علم
اصموعى درس الفلسفه ”Asmu’i
telah memahami pelajaran filsafat”. Dalam bahasa inggris disebut science
; dari bahasa latin screntia (pengetahuan)-scire (mengetahui).
Jadi pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu.[1]
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli, diantaranya
adalah :
1.
Mohammad
Hatta , mendefinisikan ilmu adalah
pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan
masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari
luar,maupun menurut bangunannya dari dalam.[2]
2.
Ralph Ross dan Ernest
Van Den Haag , mengatakan ilmu
adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik dan keempatnya serentak.[3]
3.
Karl
Pearson , mengatakan ilmu adalah
lukisan atau keterangan yang komperehensif dan konsisten tentang fakta
pengalaman dengan istilah yang sederhana.[4]
4.
Ashley
Montagu , guru besar antropolog di Rutgers University menyimpulkan bahwa ilmu
adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan,
studi dan percobaan untuk menentkan hakikat prinsip tentang hal yang sedang di
kaji.[5]
5.
Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia
mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat dan
fikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep kategori dan hukum. Hukum, yang
ketetapannya dan kebenarannya di uji dengan pengalaman praktis.[6]
Dari keterangan para ahli tentang ilmu diatas, maka dapat di
simpulkan bahwa ilmu adalah sebagian pengetahuan yang memepunyai ciri, tanda,
syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, objektif,
dapat diukur, terbuka dan komulatif (bersusun timbun).
2.2. CIRI-CIRI ILMU
Adapun beberapa ciri-ciri ilmu, antara lain adalah :
1.
Ilmu adalah sebagian-sebagian pengetahuan bersifat
kohern, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan. Berbeda dengan iman,
yaitu penegtahuan di dasarkan atas keyakinan kepada yang ghaib dan penghayatan
serta pengalaman pribadi.
2.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah
mengartikan kepingan pengetahuan suatu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu
menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan
secara logis. Karena itu, koherensi sistematik adalah hakikat ilmu.
3.
Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan
dengan masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya
dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya
dimantapkan.
4.
Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodologi, sebab
kaitan logis yang dicari ilmu tidak dicapai dengan gabungan tidak teratur dan
tidak terarah dari banyak pengamatan dan ide yang terpisah-pisah. Sebaliknya
ilmu menuntut pengamatan dan berfikir metodis, tetapi rapi. Alat Bantu
metodologis yang penting adalah ”Terminologi Ilmiah ”.
Yang disebut belakangan ini mencoba konsep-konsep ilmu.[7]
2.3. PENGERTIAN BAHASA
Banyak ahli bahasa yang telah memberikan uraiannya tentang
pengertian bahasa. Sudah barang tentu setiap ahli berbeda-beda cara menyampaikannya. Bernard
Bloch and George L.
Trager mengatakan bahwa a
language is a system of arbiirary vocal symbols by means of which a social
group cooperates (bahasa adalah suatu sistem symbol-simbol bunyi arbritrer
yang digunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi).[8]
Senada dengan devinisi diatas, Joseph Broam mengatakan bahwa a
language is a structured system of arbitrary vocal symbols by means of which
member of social group interact (bahasa adalah suatu sistem yang
berstruktur dari symbol-simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh para
anggota sesuatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain).[9]
Dari pengertian diatas maka terdapat unsur-unsur di dalam
bahasa itu sendiri, antara lain :
1.
Simbol-Simbol
Simbol-simbol berarti thing that stand for other
things atau sesuatu yangmenyatakan sesuatu yang lain. Hubungan antara
symbol dan ”sesuatu” yang dilambangkannya itu tidak merupakan sesuatu yang
terjadi dengan sendirinya atau sesuatu yang bersifat ilmiah, seperti yang
terdapat pada awan hitam dan turunnya hujan, ataupun antara tingginya panas
badan dan kemungkinan terjadinya infeksi. Awan hitam adalah tanda turunnya
hujan ; panas suhu badan yang tinggi tanda suatu penyakit.
Jika dikatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem
symbol-simbol, hal tersebut mengandung makna bahwa ucapan si pembicara
dihubungkan secara simbolis dengan objek ataupun kejadian dalam dunia praktis.
2.
Simbol-Simbol Vocal
Simbol-simbol yang membangun ujaran manusia adalah
simbol-simbol vocal, yaitu bunyi-bunyi yang urutan-urutan bunyinya dihasilkan
dari kerja sama sebagi organ atau alat tubuh dengan sistem pernafasan. Untuk
memenuhi maksudnya, bunyi-bunyi tersebut haruslah di dengar oleh orang lain dan
harusdi artikulasikan sedemikian rupa untuk memudahkan si pendengar untuk
merasakannya secara jelas dan berbeda dari yang lainnya. Pada dasarnya ujaran
merupakan simbol-simbol bahasa, bersin, batuk, dengkur dan lain sebagainya
biasanya tidak mengandung nilai simbolis, semua itu tidak bermakna apa-apa
diluar mereka sendiri.
3.
Simbol-Simbol Arbitrer
Istilah arbitrer disini bermakna ”mana suka” dan tidak
perlu ada hubungan yang valid secara filosofis antara ucapan lisan dan arti
yang dikandungnya.[10]
2.4. FUNGSI BAHASA
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama, yaitu
pertama, sebagai saran komunikasi antar manusia. Kedua sebagai sarana budaya
yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut. Fungsi
pertama dapat kita sebutkan sebagai fungsi komunikatif dan yang kedua sebagai
kohesif atau integratif.[11]
1.
Fungsi Instrumental : penggunaan bahasa untuk mencapai
suatu hal yang bersifat materi seperti makan, minum dan sebagainya.
2.
Fungsi
Reguilatoris : penggunaan bahasa
untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku.
3.
Fungsi
Interaksional : penggunaan bahasa
untuk saling mencurahkan perasaan dan fikiran.
4.
Fungsi Personal : seseorang menggunakan bahasa untuk
mencurahkan perasaan dan fikiran.
5.
Fungsi
Heuristik : penggunaan bahasa
untuk mencapai atau mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk
memperlajarinya.
6.
Fungsi
Imajinatif : penggunaan bahasa
untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery
seseorang dan tidak sesuai dengan realita.
7.
Fungsi
Represantional : penggunaan bahasa
untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikan kepada orang lain.[12]
Sedangkan Buhler membedakan fungsi bahasa ke dalam bahasa
ekspresif, bahasa konatif dan bahasa representasional. Bahasa ekspresif, yaitu
bahasa yang terarah pada diri sendiri, yakni si pembicara ; bahasa konatif,
yaitu bahasa yang terarah pada lawan bicara ; dan bahasa representasional,
yaitu bahasa yang terarah pada kenyataan lainnya, yaitu apa saja selain si
pembicara atau lawan bicara.[13]
2.5. BAHASA SEBAGAI
SARANA BERFIKIR ILMIAH
Untuk dapat berfikir ilmiah, seseorang selayaknya menguasai
kriteria maupun langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah dengan menguasai hal
tersebut tujuan yang akan dicapai akan terwujud. Di
samping menguasai langkah-langkah tentuny kegiatan ini dibantu oleh saran
berupa bahasa, logika matematika dan statistika.
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam
proses berfikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berfikir dan alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran tersebut kepada orang lain, baik
fikiran yang berlandaskan logika induktif maupun deduktif, dengan kata lain,
kegiatan berfikir ilmiah ini sangat berkaitan erat dengan bahasa, menggunakan
bahasa yang baik dalam berfikir belum tentu mendapatkan kesimpulan yang benar.
Apalagi dengan bahasa yang tidak baik dan benar. Premis yang salah akan
menghasilkan kesimpulan yang salah juga. Semua itu tidak terlepas dari fungsi
bahasa itu sendiri sebagai sarana berfikir.[14]
Ketika bahasa disifatkan dengan ilmiah, fungsinya untuk
komunikasi disifatkan dengan ilmiah juga, yakni komunikasi ilmiah. Komunikasi
ilmiah ini merupakan proses penyampaian informasi berupa pengetahuan untuk
mencapai komunikasi ilmiah, maka bahasa yang digunakan harus terbebas dari
unsur emotif.
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.1.1. Pengertian
Ilmu
Ilmu adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri,
tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal
objektif, dapat diukur, terbuka dan komulatif (bersusun timbun)
3.1.2. Ciri-Ciri Ilmu Antara Lain
1.
Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren,
empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan.
2.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah
mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu
menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling
berkaitan secara logis.
3.
Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan
dengan masing-masing penalaran perorangan.
4.
Ciri hakiki ilmu adalah metodologi sebab kaitan logis
yang dicari ilmu tidak dicapai dengan gabungan tidak teratur dan tidak terarah
dari banyak pengamatan dan ide yang terpisah-pisah.
3.1.3. Pengertian
Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem yang berstruktur dari
simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota suatu
kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain.
Unsur-unsur yang terdapat dalam bahasa :
1.
Simbol-simbol.
2.
Simbol-simbol vocal.
3.
Simbol-simbol arbitrer.
3.1.4. Fungsi
Bahasa
1.
Fungsi instrumental.
2.
Fungsi regulatoris.
3.
Fungsi interaksional.
4.
Fungsi personal.
5.
Fungsi heuristik.
6.
Fungsi imajinatif.
7.
Fungsi representasional.
3.1.5 Bahasa Sebagai Saran Berfikir Ilmiah
Ilmu sangat berkaitan langsung dengan bahasa,
menggunakan bahasa yang baik dalam berfikir belum tentu mendapatkan kesimpulan
yang benar, apalagi dengan bahasa yang tidak baik dan tidak benar, premis yang
salah akan menghasilkan kesimpulan yang salah juga, semua itu tidak lepas dari
fungsi bahasa itu sendiri sebagai sarana berfikir ilmiah.
Halliday M.A.K. dan Hasan Ruqoya, Bahasa Konteks dan Teks,
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Asruddin Barori Tou, Yogyakarta :
GAJAH MADA PRESS, 1994
[2] Endang Saifuddin Anshari ,
Ilmu, hlm. 47
[3]
Bakhtiar. hlm.15
[4]
Bakhtiar. hlm.15
[5]
Bakhtiar. hlm.15
[6]
Bakhtiar. hlm.15
[8] Bernard Bloch and George L. Trager ,
Out Line Of Linguistc Analisis, (Baltimore : Linguistic Society Of
America, 1942), hlm. 5
[9] Joseph Broam ,
Language And Society, (Garden City : Doubleday And Company Inc, 1995),
hlm 2
[11] Jujun Suriasumantri ,
Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta : PUSTAKA SINAR HARAPAN, 2007), hlm.
300
[13] M.A.K.
Halliday dan Ruqoya Hasan, Bahasa Konteks dan Teks, diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia oleh Asruddin Barori Tou, (Yogyakarta : GAJAH MADA
PRESS, 1994), hlm. 21
[14]
Bakhtiar, hlm. 184
0 Tanggapan:
Posting Komentar
Mohon Di Isi